This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 18 Desember 2015

TAU KAH ANDA MANFAAT 
BAWANG MERAH UNTUK KESEHATAN.....

 
         Manfaat Bawang Merah Yang Belum Kamu Ketahui, Kotaku Terkenal dengan Penghasil Bawang Merah Terbesar di Indonesia, Yah Kampung Saya Terletak di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Bawang Merah Brebes Terkenal Karena Rasanya Yang Lebih Berbeda dari Yang Lain, Bentuknya Tidak Terlalu Besar Seperti Bawang Merah Bangkok dan Tidak Terlalu Kecil, Saia Sendiri Suka Bawang Merah Yang Sudah di Goreng, Saia Biasa Makan Bawang Goreng + Kecap + Telur Goreng Jika Akhir Bulan.
Bawang merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) adalah sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Orang Jawa mengenalnya sebagai brambang. Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah umbi, meskipun beberapa tradisi kuliner juga menggunakan daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu penyedap masakan. Tanaman ini diduga berasal dari daerah Asia Tengah dan Asia Tenggara

        Saat epidemi influenza merebak di banyak tempat di dunia, seorang dokter memperhatikan ada keluarga yg sama sekali tak tersentuh demam influenza itu.Ia mendapati bahwa keluarga ini tiap hari menaruh bawang merah yg dikupas di piring dan meletakkannya di setiap kamar di rumah itu. Ketika ia mengambil salah satu piring dgn metoda bakteriologis yg semestinya, ia mendapati seluruh permukaan bawang itu penuh virus influenza yg sudah inaktif.
        Bawang merah itu memfokuskan virus ke dalam dirinya, lalu membunuhnya. Bukan hanya virus, tapi juga bakteri, semuanya terkumpul di situ dalam keadaan sudah inaktif/ mati. Beberapa toko yg memasang bawang merah di sekitar tokonya juga terbebas dari serangan epidemi dan mendapati karyawannya lebih sehat. Jadi, tempatkanlah bbrp butir bawang merah yg telah dikupas dalam sebuah mangkuk, tempatkan di kamar tidur dan ruang keluarga, ganti setiap hari, tentu saja, maka anda akan terbebas dari virus dan bakteri.
Seorang penderita radang paru berat menjalani perawatan bawang merah sebagai berikut: Sebutir bawang merah diiris kedua ujungnya. Salah satu ujungnya dicocok dgn garpu, lalu tangkai garpu dimasukkan sebuah botol agar dapat berdiri. Taruh di samping ranjang penderita semalaman suntuk, paginya bawang merah berubah jadi kehitaman karena penuh kuman. Buang dan ganti dgn yg baru. Penderita akan lebih cepat sembuh. Bawang merah mentah yg telah dikupas adl magnet kuat bagi kuman, jadi jangan menyimpan bawang merah mentah yg sudah dikupas, walaupun dalam lemari es, kecuali untuk membersihkan bakteri/virus dalam lemari es anda. Begitu pula kentang mentah, setelah diiris atau dikupas mudah sekali dimasuki kuman. Karenanya sebaiknya mengupas bawang merah mentah hanya jika untuk langsung dimasak, bukan untuk persediaan.

Manfaat Bawang Merah untuk Kesehatan

       Selain fungsinya sebagai bumbu dapur penyedap masakan, bawang merah juga bermanfaat bagi kesehatan. Berikut ini beberapa khasiat bawang merah untuk kesehatan:

Mengontrol tekanan darah
Sama halnya seperti bawang putih, bawang merah yang dikonsumsi tanpa dimasak atau diolah menjadi jus, diyakini dapat menstabilkan tingkat tekanan darah. Bawang merah mengandung quercetin (suatu flavonol antioksidan) yang meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh, meningkatkan produksi darah dan juga mengurangi kemungkinan stroke jantung. Membubuhkan bawang merah ke dalam menu salad atau diblender menjadi jus juga bisa membuang racun dari dalam tubuh sekaligus mampu mengontrol masalah hipertensi Anda.

Menyembuhkan sembelit
Serat yang terdapat dalam kandungan bawang mentah membantu keluarnya toksin ataupun partikel makanan yang sulit dicerna oleh usus Anda. Jika Anda mengalami susah buang air besar atau sembelit cobalah konsumsi bawang mentah.

Menurunkan kolesterol
Bawang merah juga menjaga kolesterol baik dalam darah yang membantu melindungi tubuh terhadap penyakit jantung. Penelitian dilakukan para ilmuwan Hong Kong yang memberikan bawang merah yang telah dihancurkan pada hamster yang mengonsumsi makanan tinggi kolesterol.

Meredakan sakit tenggorokan
Bawang juga dikenal sebagai obat ayurveda saat mengalami batuk dan sakit tenggorokan. Haluskan bawang, seperti membuat jus lalu tambahkan sedikit jahe dan madu.

Menurunkan risiko diabetes
Ini juga jadi salah satu manfaat dari bawang mentah. Jika penderita diabetes mengkonsumsi bawang mentah itu sama saja meningkatkan produksi insulin. Untuk para penderita diabetes, seperti dilansir dari Bold Sky, dianjurkan untuk mengkonsumsi bawang mentah secara rutin.

Mengurangi risiko gangguan hati
Mengkonsumsi bawang mentah dapat melindungi hati dari penyakit penyakit koroner. Bawang juga dapat mengendalikan darah tinggi dan membuka arteri yang tersumbat.

Mencegah pertumbuhan sel kanker
Kandungan sulfur pada bawang yang tinggi dapat melindungi tubuh kita dari pembesaran usus. Ini juga termasuk mencegah pertumbuhan sel kanker payudara, paru paru dan kanker prostat. Bawang juga dipercaya dapat menyembuhkan gangguan saluran kemih.

Mengatasi wasir
Menurut penelitian, bawang merah mentah dapat menghentikan perdarahan dan mengurangi rasa nyeri pada dubur akibat wasir atau ambeien. Dengan mengonsumsi tiga kali sehari, rasa nyeri dan perdarahan pada anus akan hilang.

Manfaat Bawang Merah untuk Rambut

        Dari segi kesehatan, manfaat bawang merah mungkin masih kalah dibanding bawang putih. Tapi dari segi kecantikan terutama perawatan rambut bawang merah jelas lebih unggul. Berikut ini beberapa manfaat bawang merah untuk rambut:

Mengobati rambut rontok
Ini adalah salah satu khasiat dari bawang merah. Bawang kaya akan sulfur, yang mampu meningkatkan sirkulasi darah dan memperkuat rambut. Siapkan ramuan dengan cara membuat jus bawang merah terlebih dahulu. Pijatlah kulit kepala dengan hot coconut oil selama 30 menit, sebelum mengoleskan jus bawang untuk membuka pori-pori kulit kepala. Lalu, tutup rambut Anda dengan handuk hangat untuk menguapkan rambut. 

Menumbuhkan rambut
Memijat kulit kepala Anda dengan jus bawang dapat meningkatkan sirkulasi darah, sehingga mengakibatkan pertumbuhan rambut baru. Sulfur dalam bawang merah tidak hanya mengurangi rambut rontok, tetapi juga menginduksi pertumbuhan rambut. Campurlah jus bawang merah dengan coconut oil dan pijat kulit kepala. Biarkan selama 40 menit dan kemudian bilas dengan sampo ringan.

Menyembuhkan infeksi kulit kepala
Gunakan jus bawang merah untuk menyembuhkan infeksi kulit kepala. Infeksi jamur dapat merusak rambut Anda dan juga menyebabkan kerontokan rambut yang parah. Selain mengobati infeksi kulit kepala, bawang merah juga membantu membuka pori-pori yang tersumbat dari folikel rambut.

Mengatasi ketombe
Anda juga bisa menyingkirkan ketombe dengan jus bawang merah. Campur jus bawang dengan lemon, dadih, dan tambahkan beberapa tetes madu. Oleskan pada rambut Anda dan biarkan selama 30 menit. Bilas dengan sampo anti-ketombe ringan untuk menyingkirkan ketombe secara alami.

SUMBER:  http://bhq.web.id/blog/2014/09/manfaat-bawang-merah-yang-belum-kamu-ketahui/

Sabtu, 12 Desember 2015

7 Manfaat Berdoa Saat Belajar

 

 Cara Belajar yang Baik dan Benar, kita mendapati bahwa salah satu caranya adalah dengan berdoa. Jangan juga jadikan berdoa sebagai satu-satunya cara untuk meraih prestasi, itu adalah salah satu sarana untuk meminta kepada-Nya untuk mempermudah kita belajar. Nah, apa saja manfaat berdoa saat belajar? Langsung saja kita simak selengkapnya…..

1. Berdoa Sebelum Belajar

Sebelum belajar, ada baiknya kita berdoa menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing. Selain saat belajar, kita juga harus berdoa sebelum memulai berbagai kegiatan. Tujuannya adalah untuk meminta keselamatan, kelancaran, dan ketenangan saat kita belajar. Dengan berdoa, belajar jadi lebih tenang dan pikiran kita lebih berfokus kepada materi pelajaran yang sedang kita pelajari.

2. Berdoa Saat Belajar

Berdoa saat kita melakukan kegiatan belajar juga perlu. Seperti saat kita menemui kesulitan saat belajar, kita perlu berdoa supaya lebih tenang dan pikiran kita jadi lebih baik untuk memahaminya.

3. Berdoa Setelah Belajar

Jika kita memulai belajar dengan doa, maka saat mengakhirinya kita juga perlu berdoa. Tujuannya supaya apa yang kita pelajari itu bermanfaat dan bisa kita pahami dengan baik.


Nah, kita sudah menemukan tujuh manfaat berdoa saat belajar. Sebaiknya kita selalu berdoa setiap kali melakukan kegiatan tidak hanya pada sebelum, saat, dan sesudah belajar saja. Seperti saat kita mengerjakan tugas, berangkat ke sekolah, membersihkan rumah, sebelum bepergian, dan sebagainya. Semoga kita selalu diberikan keselamatan dan kelancaran oleh-Nya saat melakukan kegiatan


8 Cara Otak Menjadi Cerdas


        Otak manusia pada dasarnya merupakan komputer biologis. Ia membutuhkan makanan, oksigen, dan ia juga butuh latihan. Anda dapat melakukan beberapa hal untuk meningkatkan kekuatan otak dengan melatihnya, memodifikasi, atau bahkan memanipulasinya. Anda mungkin tidak akan menjadi seperti Einstein, namun hal ini juga bukan alasan untuk tidak membuatnya menjadi lebih baik. Hal-hal di bawah ini akan membuat otak Anda bekerja lebih baik
.
1. Ambillah dosis EPA secukupnya
EPA adalah bahan kimia dalam minyak ikan yang merupakan makanan bagi otak, setiap orang pasti sudah mengetahuinya, jadi mengapa tidak memberikannya kapsul minyak ikan setiap hari untuk meningkatkan kekuatannya. Riset menunjukan bahwa minyak ikan dapat memfasilitasi peningkatan aktivitas pada otak, memperlancar peredaran darah, meningkatkan memori dan konsentrasi.

2. Kerjakan sebuah teka teki
Teka-teki silang, Sudoku atau yang lainnya dapat membuat otak Anda tetap pada kondisi terbaik. Sama seperti otot, jika Anda tidak berlatih secara reguler, ia akan kehilangan kemampuannya untuk bekerja secara maksimal.

3. Pergi berjalan kaki
Tidak ada yang dapat mengalahkan udara segar yang dapat menyegarkan pikiran yang dapat mengurangi percakapan mental yang mengganggu logika dan pikiran konstruktif. Sebuah perjalanan di pinggiran kota, dekat sungai atau sekedar di taman akan membantu Anda menyingkirkan awan kelabu dan membantu pikiran Anda tetap jernih.

4. Mempelajari bahasa baru
Mempelajari bahasa baru dapat sindrom dementia (kemunduran otak) sampai dengan empat tahun menurut artikel yang dimuat pada New Scientist. Alasan pasti untuk hal ini belum diketahui, namun dipercaya bahwa ia memiliki hubungan erat dengan peningkatan perdaran darah dan koneksi saraf yang baik.

5. Tertawa
Tawa bukan saja merupakan obat terbaik, ia juga dapat meningkatkan fungsi otak dan menstimulasi kedua sisi otak pada saat yang bersamaan. Pastikan Anda tertawa setiap harinya.

6. Menjadi kreatifif
Melukislah atau pelajari alat musik yang baru, bergabunglah dengan kelas kesenian walaupun Anda yakin Anda payah dalam hal tersebut. Menjadi kreatif memungkinkan Anda untuk menemukan solusi baru untuk permasalahan yang sudah lama dan meningkatkan kesadaran pada saat yang bersamaan.

7. Belajar melempar barang
Riset dari Universitas Regensburg di Jerman memindai otak dari seorang juggler (pemain sulap yang melemparkan barang) dan menemukan bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan struktur otak. Setelah berlatih selama tiga bulan, otak akan menunjukan peningkatan signifikan pada dua bagian, yaitu bagian mid-portal dan posterior intraprietal sulcus kiri.

8. Berhubungan dengan sifat keanak-anakan Anda
Einstein pernah berkata bahwa imajinasi lebih penting daripada pengetahuan dan ia menggunakannya pada beberapa eksperimen yang akhirnya membuatnya menemukan perhitungan paling terkenal sepanjang masa (E=MC2).

sumber:  https://konba.wordpress.com/iptek/8-cara-otak-menjadi-cerdas/

 kenapa harus ngaji????? 


"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah orang-orang berilmu.” (QS. Fathir: 28)  


Bismillahirrohmanirrohiim,

         Sahabatku sering kita mendengar perkataan dari berbagai orang ketika ditanya "kenapa kok gak ngaji?" dari mereka banyak yang menjawab "ah malu udah gede, ah gak ah, ah saya kan dah bisa baca qur'an buat apa ngaji lagi atau gak ada waktu untuk ngaji dan seribu alasan lainnya".

         Apa yang menjadi alasan mereka sepenuhnya keluar karena ketidakpahaman mereka dalam hakikat menuntut ilmu agama atau dalam istilah sehari-hari kita disebut NGAJI. Padahal menuntut ilmu khususnya ilmu agama adalah sebuah kewajiban sssuai dengan sabda rasululloh.  
Rasulullah saw bersabda: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan” 
Rasulullah bersabda, "Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim". (HR. Ibnu Majah), 
"Barangsiapa meniti satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya dengan hal itu Allah jalankan dia di atas jalan di antara jalan-jalan Syurga. Sesungguhnya para Malaikat membentangkan sayap-sayap mereka karena ridho kepada pencari ilmu agama. Sesungguhnya seorang alim itu dimintakan ampun oleh siapa saja yang ada di langit dan di bumi, dan oleh ikan-ikan di dalam air. Sesungguhnya keutamaan seorang alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama daripada seluruh bintang-bintang.  
 Dalam tulisan ini saya akan coba membagi tentang pentingnya mengaji dalam kehidupan kita. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi.

Sahabatku yang dimuliakan Allah SWT......
Setidaknya ada beberapa hal yang menyebabkan ngaji itu penting di dalam kehidupan kita.

Pertama
Kebutuhan Kita Selaku Manusia
Allah SWT berfirman:

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr 1-3).
Dalam surat ini Allah ta’ala  menjelaskan bahwa seluruh manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kerugian yang dimaksud dalam ayat ini bisa bersifat mutlak, artinya seorang merugi di dunia dan di akhirat, tidak mendapatkan kenikmatan dan berhak untuk dimasukkan ke dalam neraka. Bisa jadi ia hanya mengalami kerugian dari satu sisi saja. Oleh karena itu, dalam surat ini Allah mengeneralisir bahwa kerugian pasti akan dialami oleh manusia kecuali mereka yang memiliki empat kriteria dalam surat tersebut [Taisiir Karimir Rohmaan hal. 934].
Dalam surat ini Allah ta’ala  menjelaskan bahwa seluruh manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kerugian yang dimaksud dalam ayat ini bisa bersifat mutlak, artinya seorang merugi di dunia dan di akhirat, tidak mendapatkan kenikmatan dan berhak untuk dimasukkan ke dalam neraka. Bisa jadi ia hanya mengalami kerugian dari satu sisi saja. Oleh karena itu, dalam surat ini Allah mengeneralisir bahwa kerugian pasti akan dialami oleh manusia kecuali mereka yang memiliki empat kriteria dalam surat tersebut [Taisiir Karimir Rohmaan hal. 934].


Dalam surat ini Allah ta’ala  menjelaskan bahwa seluruh manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kerugian yang dimaksud dalam ayat ini bisa bersifat mutlak, artinya seorang merugi di dunia dan di akhirat, tidak mendapatkan kenikmatan dan berhak untuk dimasukkan ke dalam neraka. Bisa jadi ia hanya mengalami kerugian dari satu sisi saja. Oleh karena itu, dalam surat ini Allah mengeneralisir bahwa kerugian pasti akan dialami oleh manusia kecuali mereka yang memiliki empat kriteria dalam surat tersebut [Taisiir Karimir Rohmaan hal. 934].


Salah satu kriteria manusia yang tidak merugi adalah mereka yang  beriman kepada Allah. Dan keimanan ini tidak akan terwujud tanpa ilmu, karena keimanan merupakan cabang dari ilmu dan keimanan tersebut tidak akan sempurna jika tanpa ilmu.  Ilmu yang dimaksud adalah ilmu syar’i (ilmu agama). Seorang muslim wajib (fardhu ‘ain) untuk mempelajari setiap ilmu yang dibutuhkan oleh seorang mukallaf dalam berbagai permasalahan agamanya, seperti prinsip keimanan dan syari’at-syari’at Islam, ilmu tentang hal-hal yang wajib dia jauhi berupa hal-hal yang diharamkan, apa yang dia butuhkan dalam mu’amalah, dan lain sebagainya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلىَ كُلِّ مَسْلَمٍ

Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah nomor 224 dengan sanad shahih).

Jadi semua jelas bahwa menuntut ilmu agama atau NGAJI adalah sebuah kewajiban dan kebutuhan manusia.

Kedua    
Kondisi Zaman 

Sahabatku yang dimuliakan Allah, tidak dapat dipungkiri kondisi zaman yang sudah semakin rusak membuat remaja khusunya dan manusia pada umumnya mesti faham dan mengaplikasikan nilai-nilai agama. tentunya kepemahaman ini dapat terbentuk dengan kita ikut Ngaji.
Firman Allah SWT dalam surah Ar-Ruum ayat 41 :
Artinya :”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).”


Kerusakan yang dimaksud dapat berupa kerusakan secara alam maupun secara moral. dimana praktik korupsi, perzinaan, pencuriaan, khamr dan lainnya sudah menjadi sesuatu hal yang tidak asing terjadi di zaman saat ini. Bekal yang cukup dan pembimbingan dalam kelompok-kelompok pengajian akan menguatkan kita terhadap hal-hal yang dapat merusak. Hal ini pula yang akan menguatkan kondisi ruhiyah kita agar tetap terjaga.
Semoga Allah mengistiqomahkan kita..

Ketiga
  Kita Semua Bakal Kembali
Firman Allah SWT:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (Q.S Al-'A`raf [7] : 34).

Dalam surat Al-Araf diatas Allah sudah menyatakannya bahwa setiap manusia sudah memiliki ajalnya. Dan sangat jelas NGAJI akan menjadikan kita selalu ingat akan kematian dan mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian. Ibnu Umar ra. berkata, Aku datang menemui Rasulullah bersama sepuluh orang, lalu salah seorang dari kaum Anshar bertanya, "Siapakah orang yang paling cerdas dan paling mulia, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, 'Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya. Mereka itulah orang-orang cerdas. Mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kemuliaan akhirat."  (HR Ibnu Majah).

 Keempat
Allah akan memuliakan kita


Allah SWT berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS. Al-Mujaadilah: 11).

Ayat di atas menunjukkan betapa tingginya derajat orang-orang yang berilmu, beramal shaleh dan berjihad di jalan Allah. Bukan hanya dihargai dan dihormati oleh sesamanya, akan tetapi Allah pun mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. Dengan mengikuti kajian-kajian keislaman (Ngaji) yang rutin kita ikuti keilmuan kita akan bertambah dan itu akan mengangkat derajat keimanan kita dihadapan Allah SWT.

Kelima
 Yang Akan Menolong Orang Tua Kita

Sahabat Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda:" Apabila seseorang telah meninggal, maka semua amalnya terputus kecuali tiga perkara: Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang senantiasa mendoakan kepada kedua orang tuanya." (HR. Muslim).

Hadist dia atas menjelaskan bahwa tatkala seseorang meninggal dunia maka seluruh amalnya akan terputus kecuali 3 perkara. Yang salah satunya adalah doa anak yang soleh. Tentunya, dengan kita mengaji diri kita akan dibina untuk menjadi anak yang soleh secara pribadi dan masyarakat sehingga doa-doa yang kita panjatkan untuk orang tua kita yang meninggal insya Allah akan menjadi pahala untuk kedua orang tua kita. (wah senang sekali pastinya punya akan yang soleh ^_^).

Sahabatku yang dimuliakan Allah SWT,
Setidaknya 5 hal ini lah yang membuat kenapa ngaji atau menuntut ilmu itu begitu pentingnya. Semoga kita mau mengikuti rangkaian aktivitas peruabahan dalam majelis-majelis ilu=mu atau NGAJI..

Wallahu A'lam..



sumber:  http://menjadisoleh.blogspot.co.id/2013/02/kenapa-harus-ngaji.html

Senin, 23 Maret 2015

James Frankel, Pengagum Karl Marx yang Menjadi Muslim

Mualaf (ilustrasi)
Seorang Profesor Perbandingan agama yang memiliki garis keturunan Yahudi James Frankel memutuskan memilih Islam. Putusan itu diambilnya setelah perjalanan panjang menggeluti berbagai macam idiologi. Orang tua James memberikanya kebebasan dalam berkeyakinan, dia tidak dipaksa untuk memeluk agama tertentu. Meskipun demikian dia selalu berpikir dengan pertimbangan nilai-nilai moral. "Walaupun saya memiliki latar belakang keturunan Yahudi tapi lingkungan keluargnya sangat sekuler dan tidak banyak ada ritual keagamaan," kata dia seperti dilansir onislam, Kamis (19/3).

Di masa kecilnya, Frankel mendapatkan pendidikan di sekolah Ibrani, namun dia tidak nyaman dengan pedidikan tersebut. Banyak pertanya-pertanya yang tersimpan dalam benaknya tapi tidak terjawab di sekolahan tersebut. Sikap kritis Frankel tidak hanya sampai di situ, ketika remaja usia 13 tahun dia sudah membaca manifesto komunis Karl Marx setelah itu dia memutuskan untuk menjadi komunis. Menurutnya komunisme memiliki dasar pijakan filsafat yang kuat dan memiliki asas manfaat bagi masyarak banyak.

Sampai suatu saat dia berpindah ke sekolahan internasional, di situ dia bertemu dengan banyak orang dengan berbagai macam latar belakang. Salah satu sahabatnya yang memperkenalkanya kepada Islam adalah seorang Pakistan Mansour namanya. Mansour memberikanya Alquran, agar dia membacanya. Mansour mengatakan kepadanya,"saya tidak ingin kau pergi ke neraka."

Hingga pada suatu saat dia membaca Alquran tersebut dengan penuh konsentrasi. Sampai-sampai pada titik dia menyadari bahwa yang dia baca adalah frman Allah. Keluarganya pun mengetahui kalau Frankel sudah mempelajari Alquran.

"Saya benar-benar percaya. Ada kebenaran dalam Alquran," kata dia

 http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/15/03/19/nlgkq3-james-frankel-pengagum-karl-marx-yang-menjadi-muslim


Renungi Hikmah Sakit

Oleh: KH. Muhammad Arifin Ilham

       Subhanallah sahabatku shalehku, mari kembali kita renungi tentang hikmah sakit. Sakit Itu adalah ujian-Nya. Kemuliaan baginya karena sabar dan membuat malaikat yg selalu sehat takjub.
Sakit adalah jalan kenabian Ayub yang menyejarah. Kesabarannya yang lebih dari batas (disebut dalam sebuah hadits 18 tahun menderita penyakit aneh) diabadikan jadi teladan semesta.
Imam As-Syafi’i wasir sebab banyak duduk menelaah ilmu; Imam Malik lumpuh tangannya dizalimi penguasa; Nabi tercinta kita pun pernah sakit oleh racun paha kambing di Khaibar yang menyelusup melalui celah gigi yang patah di perang Uhud.

       Bukankah setelah akhirnya sakit, semuanya semakin mulia di mata Allah bahkan juga di mata sejarah manusia. Sakit itu zikrullah. Yang menderitanya akan lebih sering dan syahdu menyebut Asma Allah dibanding ketika dalam sehatnya.

       Sakit itu istighfar, dosa-dosa akan mudah teringat, jika datang sakit. Sehingga lisan terbimbing untuk mohon ampun. Sakit itu menguatkan tauhid. Bukankah saat sedang hebat rasa sakit, kita semakin sadar bahwa hanya Allah Maha Penolong.

Sakit itu muhasabah. Dia yang sakit akan punya lebih banyak waktu untuk merenungi diri Sakit itu jihad. Dia yg sakit tak boleh menyerah kalah; diwajibkan terus berikhtiar, berjuang demi kesembuhannya.

       Bahkan sakit itu ilmu. Bukankah ketika sakit, dia akan memeriksa, berkonsultasi dan pada akhirnya merawat diri untuk berikutnya ada ilmu untuk tidak mudah kena sakit.

       Sakit itu nasihat.Yang sakit mengingatkan si sehat untuk jaga diri. Yang sehat hibur si sakit agar mau bersabar. Allah cinta dan sayang keduanya.

       Sakit itu silaturrahim. Saat jenguk, bukankah keluarga yg jarang datang akhirnya datang membesuk, penuh senyum dan rindu mesra? Karena itu pula sakit adalah perekat ukhuwah. Sakit itu gugur dosa, anggota badan yg sakit dinyerikan dan dicuci-Nya. Sakit itu mustajab doa. Imam As-Suyuthi keliling kota mencari orang sakit lalu minta didoakan oleh yg sakit.

      Sakit itu salah satu keadaan yg menyulitkan syaitan; diajak maksiat tak mampu-tak mau; dosa lalu malah disesali kemudian diampuni. Sakit itu membuat sedikit tertawa dan banyak menangis, satu sikap keinsyafan yg disukai Nabi dan para makhluk langit.

      Sakit meningkatkan kualitas ibadah; rukuk-sujud lebh khusyuk, tasbih-istighfar lebih sering, tahiyyat-doa jadi lebih lama. Sakit itu memperbaiki akhlak; kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan tawadhu.

      Dan pada akhirnya sakit membawa kita untuk selalu ingat mati. Mengingat mati dan bersiap amal untuk menyambutnya, adalah pendongkrak derajat ketaqwaan. Karena itu mulailah belajar untuk tetap tersenyum dengan sakit.

 http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/15/03/24/nlot6l-renungi-hikmah-sakit

Jumat, 13 Februari 2015


Ini Alasan Islam Muliakan Sosok Ibu



Oleh: H Dadang Kahmad 

REPUBLIKA.CO.IDRasanya miris dan menyedihkan menonton banyak berita tentang anak yang menggugat ibu kandungnya yang telah tua renta ke pengadilan. Kesalahan seberat apakah yang telah dilakukan sang ibu sehingga si anak setega itu? Apakah tidak ada lagi cara yang lebih bermoral? Sedih, iba, dan ironis, apalagi mereka itu sama-sama beragama Islam.

Padahal, Rasulullah SAW saat didatangi seorang sahabat dengan jelas menyatakan bahwa ibu harus dimuliakan. "Ya Rasulullah, siapakah yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?'' tanya sahabat. Rasulullah menjawab, ''Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu. Kemudian, yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu." (HR Bukhari Muslim)

Memang saat ini banyak ibu yang tega membuang anaknya. Namun, jumlahnya sangat sedikit dibandingkan mereka yang mulia, mengurus anak dan suaminya dari sebelum Subuh hingga larut malam. Saat suami dan anak-anaknya belum bangun, ibu sudah mulai bekerja. Pada malam hari ketika semua anggota keluarga tidur, barulah beliau beristirahat.

Mari kita telaah lebih jauh lima ayat pertama yang diwahyukan, surah al-'Alaq:1-5, mencerminkan betapa ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW begitu mengagungkan kedudukan kaum ibu. Al-'Alaq salah satu maknanya adalah sesuatu yang menggantung di dinding rahim.

Perintah "membaca" berkali-kali tentu saja bukan sekadar membaca teks, melainkan bermakna luas, membaca diri dan alam raya yang luas. Lima ayat pertama itu mengajak kita merenungi asal mula kejadian diri, bahwa kita semua, kecuali Adam dan Hawa, pernah tinggal dalam rahim ibu. Kedudukan atau status sosial setinggi dan semulia apa pun, semuanya berasal dari rahim seorang ibu. Tak pantas untuk menyombongkan diri. Semuanya sama, berasal dari Allah lewat pintu rahim yang dititipkannya sebelum lahir ke dunia ini.

Pantaslah Allah SWT murka jika seorang anak lupa diri dan durhaka kepada kedua orang tuanya. Jangankan membantah, apalagi memarahi, mengatakan "ah" saja tidak boleh. "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan mulia." (QS al-Isra:23).

Allah mengingatkan supaya menghormati kedua orang tua seperti yang disampaikan dalam surah Luqman ayat 14: "Dan Kami (Allah) berwasiat kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tua. Ibunya telah mengandungnya dengan menderita kelemahan di atas kelemahan, yakni terus-menerus dan masa menyusuinya dalam dua tahun. Hendaklah engkau bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu."

Ayat di atas memberikan ilustrasi nyata betapa seorang ibu berkorban jiwa raga demi kelahiran anaknya. Mengandung sembilan bulan, kepayahan, kemudian sebelum melahirkan dirinya bertaruh nyawa. Maka, amat pantas jika Allah menempatkan seorang ibu dalam posisi kedua yang harus dimuliakan setelah manusia mengabdi kepada Allah sebagai Tuhannya.

Kedudukan mulianya memang wajar. Sejak dalam rahimnya, seorang anak bergantung pada ibu. Lewat tali ari-arinya seorang anak dalam rahim menyerap makanan yang ada dalam diri ibunya. Ketika seluruh organ tubuhnya terbentuk dan diberi nyawa, seorang ibulah yang merasakan getarannya sehingga kedekatan kita dengan ibu sudah terjalin sejak ada dalam rahimnya.

Setelah lahir dan besar, ibu pula yang berperan mengajarkan ilmu dalam bertutur kata dan menyerap ilmu kehidupan. Maka, pantaslah jika kemudian dikatakan bahwa "Surga itu ada di bawah telapak kaki ibu." Dengan peranan seorang ibu, anak manusia dapat melangkah menggapai surga.

Memuliakan ibu dan ayah sama dengan memelihara kemajuan peradaban kemanusiaan. Begitu tingginya kedudukan orang tua sehingga berkhidmat kepadanya setara dengan berjihad di jalan Allah. Wallahu'alam.

 http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/15/02/09/njhua6-ini-alasan-islam-muliakan-sosok-ibu

Siapa Figur Muslim Sejati Menurut Rasulullah?



Oleh: Muhammad Syamlan/Republika.com
        Emas adalah logam istimewa. Dialah mata uang pertama dan mata uang yang sesungguhnya. Karena, dia bisa menjadi standar nilai suatu barang ataupun jasa secara konstan.

        Emas juga memiliki keistimewaan tak bisa berubah dan tak bisa berkarat. Itulah maka emas disebut sebagai logam mulia. Nabi SAW bersabda, “Perumpamaan orang mukmin (sejati) adalah seperti emas. Emas itu bila dibakar tak akan berkurang dan tak akan berubah.” (HR Baihaqi).

        Dalam kehidupan ini banyak tantangan, ujian, dan cobaan. Orang bisa saja jatuh bangun diempas badai godaan dunia. Banyak orang yang pagi tampil sangat baik, sorenya bergelimang dosa dan kemaksiatan. Sepanjang siang tampil sebagai sosok pemimpin yang berpidato berapi-api, malamnya bisa tenggelam dalam dekapan maut minuman keras, dansa, dan gelora syahwat.

        Dulu dikenal sangat alim, ternyata kini menjadi zalim. Dulu dikenal sangat pemurah, sekarang berubah menjadi pemarah. Dulu dikenal rajin ke tempat ibadah, sekarang rajin ke tempat pesta wanita. Dulu dikenal pemalu, tapi kini berubah menjadi tak ada rasa malu.

       Manusia mudah sekali berubah-ubah sesuai dengan tempat dan kondisi di mana dia berada. Saat berkumpul dengan orang-orang baik, dia bisa menjadi tiba-tiba baik. Saat berkumpul dengan orang-orang yang buruk, juga bisa tiba-tiba menjadi buruk.

       Kondisi pun sering kali memengaruhi manusia. Ada orang yang ketika kaya rajin beribadah dan pandai bersyukur kepada Allah, ternyata suatu ketika diuji dengan kebangkrutan harta lalu jatuh menjadi papa, tak bisa bersabar hingga akhirnya tak mau lagi ibadah. Dan, ada yang sebaliknya. Ketika masih miskin sangat khusyuk berdoa dan rajin ke masjid, tapi tatkala kaya tak lagi bisa berdoa dan tak mau lagi ke masjid beralasan karena sibuk.

       Manusia-manusia yang suka berubah-ubah seperti itu adalah manusia-manusia buruk, SDM yang berkualitas rendah. Orang yang bisa baik ketika kaya saja adalah buruk. Orang yang bisa baik hanya di saat miskin juga buruk. Orang yang bisa baik hanya di saat berkumpul dengan orang-orang baik adalah buruk.

       Manusia yang unggul adalah manusia yang kepribadiannya laksana emas, di kala sulit baik dan di kala mudah juga baik. Berkumpul dengan orang-orang yang baik dia baik dan berkumpul dengan orang-orang yang buruk dia tetap baik.

      Seperti emas, tak pernah berkarat, tak pernah berubah meski dibakar, dan tak bisa menjadi kurang. Emas tetap emas, sekalipun jatuh di comberan atau tempat sampah. Itulah orang beriman sejati. Bukan hanya beriman di mulut. Bukan beriman semata karena keturunan. Bukan juga beriman karena orang-orang semua mengaku beriman.

      Orang yang benar-benar beriman adalah memiliki kepribadian yang kokoh. Ujian apa pun yang datang kepadanya tak pernah membuat ia berubah. Dicaci atau dipuji tetap takkan menyurutkan langkahnya menegakkan kebenaran. Datang ujian jabatan atau kekayaan tak membuatnya lupa kepada Allah.

    Bergumul di lingkungan para penyamun, ia pun tak ikut menjadi penyamun. Di manapun dan dalam kondisi apa pun dia tetap tegak berdiri, berbicara, bertindak dan berakhlak sebagai orang yang beriman. Yaitu, berbuat dan menebar kebaikan.

   Tak peduli, kebaikan itu tumbuh dan diterima oleh orang banyak atau kering dan ditolak. “Sesungguhnya, kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (al-Insan: 9).

 http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/15/02/10/njjttz-siapa-figur-muslim-sejati-menurut-rasulullah

Jumat, 30 Januari 2015

Pesepak Bola Muda Jerman Ini Peluk Islam


Pemain Nurnberg, Danny Blum
Pemain Nurnberg, Danny Blum

       Pesepak bola muda asal Jerman, Danny Blum baru saja mengumumkan dirinya telah memeluk agama islam. Pemuda 24 tahun tersebut mendeskripsikan Islam sebagai  agama yang penuh harapan dan kekuatan.
“Islam memberikanku harapan dan kekuatan, berdoa menenangkan jiwaku,” kata Blum ke media terkemuka Jerman, Bild, Selasa (27/1).

      Blum bergabung dengan 1. FC Nürnberg  klub divisi 2 Bundesliga bulan Juli silam. Tidak lama setelah resmi ditransfer, ia mengalami cidera parah pada lutut yang memaksanya untuk absen selama 6 bulan. Tidak melakukan apa-apa membuatnya berpikir “Hidup dalam kemewahan, tidak ada tanggung jawab atas apapun. Apa yang akan terjadi setelah pensiun," kata dia.

      Pria asal Frankenthal, Jerman tersebut kemudian berbicara dengan teman-temannya tentang agama, pilihannya jatuh pada islam. “Aku sudah mengunjungi masjid dan langsung merasakan sesuatu dalam hati. Aku merasa bahwa ini adalah sesuatu untukku dan aku ingin mengetahui lebih jauh,” ujarnya.

      Beberapa minggu lalu Blum memutuskan untuk menjadi Muslim. Sejak itu, ia kerap melakukan shalat lima waktu dan hanya makan makanan yang halal. Awalnya ia takut untuk memberi tahu orang tua soal pilihannya. “Orang tuaku penganut kristiani yang taat. Tapi kemudian mereka berkata bahwa aku harus memilik jalan yang menurutku benar,” katanya.

      Selain berkonsultasi dengan rekannya, Blum juga melakukan riset melalui internet dan  buku bacaan. Menurutnya, islam adalah agama yang damai. “Kepercayaanku bilang, jangan paksa orang lain untuk melakukan hal yang tidak ingin mereka lakukan. Jika ingin, itu harus datang sukarela dari hati”

      Tim tempatnya bermain juga tidak mempermasalahkan.“Sampai sekarang saya belum mendengan perkataan yang menyinggung. Tapi meski itu terjadi tak akan menggangguku. Setiap orang punya kepercayannya masing masing. Tiap orang harus menjalani jalannya masing-masing," kata dia.

     Jerman sendiri adalah rumah bagi hampir 4 juga umat islam, termasuk 220.000 orang yag ada di Berlin. Pendatang dari turki adalah 2/3 bagian dari minoritas muslim disana.

 http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/15/01/27/nitowt-pesepak-bola-muda-jerman-ini-peluk-islam

Selasa, 27 Januari 2015

Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus 

 

        Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Itu kata-katanya Ustadz Yusuf Mansur. Dalam bukunya, beliau sering mengulang kata-kata itu.

      Maksudnya bukan berarti kita melupakan hubungan sesama manusia (hablum minannas)
, tapi dalam hal apapun kita sudah seharusnya mendahulukan Allah baru setelah itu selain Dia. Makanya Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.

        Misalnya ada orang yang mau ketemuan dengan kita di waktu jam 12. Karena kita tahu pada jam itu adalah waktunya sholat Zuhur, maka lebih baik mendahulukan Allah dulu. Nggak apa-apa waktu
ketemuannya diundur dan mungkin dia agak kecewa, yang penting sebaiknya sholat Zuhur dulu. Baru deh boleh ketemuan dengan dia. Allah dulu, baru setelah itu selain Dia.

      Misalnya lagi kita sedang ada masalah yang sangat berat dan kayaknya susah banget pundak ini untuk menopangnya. Jawaban terbaiknya adalah kita jangan mengutamakan ngandelin manusia. Tapi utamakan dalam ngandalin Allah dulu untuk dapat membantu kita dalam menyelesaikannya. Entah itu caranya lewat berdoa, lewat bersedekah, konsultasi langsung kepadanya, sholat malam, dsb.Makanya ada kata-kata, "bagiku hanya Allah cukup bagiku." Jadinya Allah lagi deh.
Misalnya pula kita ingin mencapai sebuah keinginan atau impian. Pokoknya beneran kita ingin gapai deh. Jawaban terbaiknya adalah jangan berharap sama manusia. Tapi berharapnya sama Allah aja. Kalau berharapnya sama manusia, kalau gak tercapai ya kita bakalan sakit hati. Tapi kalau berharapnya sama Allah, yakin deh Allah tau mana yang terbaik buat kita. Jadinya Allah terus deh.

       Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Itu tidak diartikan secara tersurat, tapi tersirat. Kalau diartikan secara tersurat ya kesannya kita melupakan hubungan sesama manusia. Padahal maksud ustadz Yusuf Mansur bukan seperti itu.
Maksudnya, itu merupakan introspeksi bagi kita yang (mungkin) lebih mendahulukan manusia ketimbang Allah. Kalau ada yang salah mengartikannya, misal melupakan hubungan hablum minannas ya bukan salah kata-kata atau Ustadz Yusuf Mansurnya. Tapi masih menjadi PR bagi yang belum mengaplikasikan kedua hubungan dengan tidak melupakan-Nya. 
 http://valandstory-val.blogspot.com/2014/03/allah-dulu-allah-lagi-allah-terus.html

Senin, 12 Januari 2015

Beberapa Hikmah dan Manfaat di Balik Musibah

Berikut beberapa hikmah di balik terjadinya musibah dan cobaan[1].
Pertama: Agar Hamba Mengenal Keagungan Rubûbiyah Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ dan Kemuliaan-Nya
Bila Allah Jalla Jalâluhû menghendaki kejelekan bagi hamba, tiada seorang pun yang dapat menolak kejelekan itu.
Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ berfirman,
وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
“Dan apabila Allah menghendaki kejelekan terhadap suatu kaum, tak ada yang dapat menolak (kejelekan) itu; dan sekali-kali tiada pelindung bagi mereka, kecuali Dia.” [Ar-Ra’d: 11]
Allah ‘Azza Wa Jalla juga berfirman,
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا نَأْتِي الْأَرْضَ نَنْقُصُهَا مِنْ أَطْرَافِهَا وَاللَّهُ يَحْكُمُ لَا مُعَقِّبَ لِحُكْمِهِ وَهُوَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah (orang-orang kafir) lalu mengurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tiada yang dapat menolak ketetapan-Nya; dan Dia-lah Yang Maha cepat hisab-Nya.” [Ar-Ra’d: 41]

Kedua: Mengenal Kehinaan dan Kerendahan Diri dalam Menegakkan Ibadah kepada-Nya
Saat dilanda musibah, manusia akan menyadari keadaannya sebagai para hamba dan di bawah kekuasaan Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ. Mereka semua tidak terlepas dari ketetapan dan pengaturan Allah serta qadha dan takdir-Nya. Hal ini tersirat dari pengakuan orang-orang beriman sebagaimana dalam firman-Nya,
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“(Yaitu) orang-orang yang, apabila ditimpa musibah, mengucapkan, ‘Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn ‘sesungguhnya kami hanyalah untuk Allah, dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami dikembalikan’.’.” [Al-Baqarah: 156]

Ketiga: Mengantar Hamba kepada Pintu Ikhlas
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman,
وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ
“Dan jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, tiada yang dapat menghilangkan (kemudharatan) itu, kecuali Dia sendiri.” [Al-An’âm: 17]
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
“Maka, apabila menaiki kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan (ikhlas) kepada-Nya; (Namun), tatkala (Allah) menyelamatkan mereka sampai ke darat, mereka pun (kembali) mempersekutukan (Allah).” [Al-‘Ankabût: 65]

Keempat: agar Hamba Bertaubat dan Kembali kepada Allah ‘Azza Wa Jalla
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman,
وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Rabb-nya dengan kembali kepada-Nya; (Namun) kemudian, apabila (Rabb-nya) memberi nikmat-Nya kepadanya, lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia mohonkan (kepada Allah) untuk (dihilangkan) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah, ‘Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya engkau termasuk sebagai penghuni neraka.’.” [Az-Zumar: 8]

Kelima: Adanya Doa dan Penyerahan Diri kepada Allah Jalla Jalâluhû
Allah Jalla Jalâluhû berfirman,
وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلَّا إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الْإِنْسَانُ كَفُورًا
“Dan apabila kalian ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa saja yang kalian seru, kecuali Dia. (Namun), tatkala Dia menyelamatkan kalian ke daratan, kalian berpaling (dari-Nya). Dan adalah manusia itu selalu tidak berterima kasih.” [Al-Isrâ`: 67]
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman pula,
بَلْ إِيَّاهُ تَدْعُونَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُونَ إِلَيْهِ إِنْ شَاءَ وَتَنْسَوْنَ مَا تُشْرِكُونَ
“(Tidak), tetapi hanya Dialah yang kalian seru maka Dia menghilangkan bahaya yang, karena (bahaya) itu, kalian berdoa kepada-Nya jika Dia menghendaki, dan kalian meninggalkan (sembahan-sembahan) yang kalian persekutukan (dengan Allah).” [Al-An’âm: 41]
Pada ayat lain, Rabb kita Jalla Jalâluhû menegaskan,
قُلْ مَنْ يُنَجِّيكُمْ مِنْ ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُونَهُ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً لَئِنْ أَنْجَانَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
“Katakanlah, ‘Siapakah yang dapat menyelamatkan kalian dari bencana di darat dan di laut, yang kalian berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dan dengan suara yang lembut (dengan mengatakan,) ‘Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.’.’.” [Al-An’âm: 63]

Keenam: Menumbuhkan Sifat Hilm ‘Berakal, Kedewasaan, Kesabaran’ saat Terjadi Musibah
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman tentang Nabi Ibrahim ‘alaihis salâm,
وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ إِلَّا عَنْ مَوْعِدَةٍ وَعَدَهَا إِيَّاهُ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ أَنَّهُ عَدُوٌّ لِلَّهِ تَبَرَّأَ مِنْهُ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَأَوَّاهٌ حَلِيمٌ
“Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah beliau ikrirkan kepada bapaknya itu. Oleh karena itu, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, Ibrahim berlepas diri dari (bapak)nya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seseorang yang hatinya sangat lembut lagi sangat hilm.” [At-Taubah: 114]
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Asyajj Abdul Qais,
إِنَّ فِيْكَ خَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللَّهُ الْحِلْمُ وَالأَنَاةُ
“Sesungguhnya, pada engkau, ada dua (akhlak) yang Allah cintai: hilm dan anâh ‘sikap tidak tergesa-gesa’.” [2]

Ketujuh: Adanya Sifat Memberi Maaf kepada Orang-Orang yang Tertimpa Musibah
Sifat memberi maaf merupakan sifat yang sangat terpuji. Dalam firman-Nya, Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ berfirman menjelaskan sebagian sifat orang-orang yang bertakwa,
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ
“Dan memaafkan (kesalahan) manusia.” [Âli ‘Imrân: 134]
Allah Jalla Jalâluhû juga berfirman,
فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ
“Maka barangsiapa yang memaafkan dan berbuat baik, pahalanya atas (tanggungan) Allah.” [Asy-Syûrâ: 40]

Kedelapan: Mendidik Diri untuk Bersabar
Kesabaran adalah akhlak yang Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ cintai. Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman,
وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
“Dan Allah menyukai orang-orang sabar.” [Âli ‘Imrân: 146]
Kesabaran adalah sebab dilipatgandakannya kebaikan tanpa batasan. Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang pahala mereka dicukupkan tanpa batas.” [Az-Zumar: 10]
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ
“Dan tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” [3]

Kesembilan: Musibah Menggugurkan Dosa dan Kesalahan
Seorang mukmin, yang bersabar dan ridha akan ketentuan Allah saat tertimpa musibah, dosa dan kesalahannya akan digugurkan.
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ وَلاَ نَصَبٍ وَلاَ سَقَمٍ وَلاَ حَزَنٍ حَتَّى الْهَمِّ يُهَمُّهُ إِلاَّ كُفِّرَ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِهِ
“Tidaklah seorang mukmin ditimpa oleh sakit terus-menerus, keletihan, penyakit, kesedihan, hingga gundah gulana yang menyusahkannya, kecuali bahwa dia akan digugurkan dari kesalahan-kesalahannya.” [4]

Kesepuluh: Kegembiraan karena Adanya Sejumlah Manfaat di Balik Musibah
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنْ كَانُوا لَيَفْرَحُوْنَ بِالْبَلاَءِ كَمَا تَفْرَحُوْنَ بِالرَّخَاءِ
“Sungguh mereka (para nabi) sangat bergembira dengan musibah sebagaimana kalian bergembira dengan kemudahan.” [5]

Kesebelas: Bersyukur terhadap Musibah Lantaran Berbagai Manfaat
Berbagai manfaat yang dipetik di balik musibah adalah bagian dari anugerah Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ. Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ telah memerintah,
وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Dan syukurilah nikmat Allah jika kalian hanya menyembah kepada-Nya.” [An-Nahl: 114]
Telah dimaklumi bahwa orang sakit kadang mensyukuri perbuatan seorang dokter yang mengamputasi tubuhnya guna kesembuhannya. Walaupun harus merelakan ketiadaan sebagian anggota tubuhnya, dia bersyukur akan kesembuhannya.

Kedua Belas: Rasa Rahmat dan Iba kepada Mereka yang Tertimpa Musibah
Musibah, yang melanda seorang muslim, sering menggerakkan hati muslim lain untuk berbuat kebaikan bagi saudara-saudaranya tersebut. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِيْ تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum mukmin dalam hal cinta-mencintai, rahmat-merahmati, dan kasih-mengasihi bagaikan satu jasad. Bila sebagian anggota jasad mengeluh (kesakitan), hal itu akan dirasakan oleh seluruh anggota jasad dalam bentuk tidak bisa tidur atau demam.” [6]

Ketiga Belas: Mengenal Besarnya Nikmat Afiat
Nikmat afiat serta nikmat perihal terhindarnya seseorang dari musibah dan petaka akan terasa saat orang tersebut dilanda musibah atau menyaksikan musibah yang menimpa orang lain. Oleh karena itu, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengajarkan,
مَنْ رَأَى مُبْتَلًى فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ عَافَانِيْ مِمَّا ابْتَلاَكَ بِهِ وَفَضَّلَنِيْ عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيْلاً لَمْ يُصِبْهُ ذَلِكَ الْبَلاَءُ
“Barangsiapa yang menyaksikan orang yang tertimpa ujian, hendaknya dia membaca, ‘Alhamdulillâhil ladzî ‘âfânî mimmâb talâka bihi wa fadhdhalanî ‘alâ katsîrin mimman khalaqa tafdhîlan ‘segala puji bagi Allah yang memberi afiat kepadaku terhadap sesuatu yang menimpamu, dan (Allah) telah menberi keutamaan kepadaku di atas banyak makhluk-Nya’.’ Pasti ujian itu tidak akan menimpanya.” [7]

Keempat Belas: Pahala yang Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ Persiapkan di Akhirat
Dari sejumlah penjelasan yang telah berlalu, tampak berbagai pahala akhirat di balik keberadaan musibah dan petaka. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ                                                                                                           
“Siapa saja yang Allah kehendaki kebaikan padanya, Allah akan menimpakan musibah kepadanya.” [8]
Kata kebaikan, yang dijanjikan dalam hadits, adalah segala hal yang mencakup kebaikan dunia dan akhirat, baik dalam bentuk pahala maupun selainnya.
Namun, harus diketahui pula bahwa pahala tersebut adalah bagi siapa saja yang menerima musibah dengan kesabaran. Juga, pahala yang diberikan berjenjang sesuai dengan kekuatan sabar. Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ berfirman,
إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Sesungguhnya kalian diberi balasan terhadap segala sesuatu yang telah kalian kerjakan.” [Ath-Thûr: 16]

Kelima Belas: Berbagai Manfaat yang Tersembunyi di Balik Musibah
Di antara hikmah Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ adalah bahwa terkadang, pada musibah, ada kebaikan-kebaikan yang tidak disangka oleh seorang hamba.
Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ berfirman,
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal sesuatu itu amat baik bagi kalian. Boleh jadi pula kalian menyukai sesuatu, padahal sesuatu itu amat buruk untuk kalian; Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui.” [Al-Baqarah: 216]
Allah ‘Azza Wa Jalla juga berfirman,
فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
“Mungkin kalian tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak pada sesuatu itu.” [An-Nisâ`: 19]
Pada ayat lain, Allah Jalla Jalâluhû berfirman pula,
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu berasal dari golongan kalian juga. Janganlah kalian mengira bahwa berita bohong itu buruk bagi kalian, tetapi hal itu adalah baik bagi kalian. Tiap-tiap orang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dia kerjakan. Dan siapa saja di antara mereka yang mengambil bagian terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, adzab yang besar bagi dia.” [An-Nûr: 11]

Keenam Belas: Musibah Menahan Manusia untuk Berlaku Sombong, Congkak, dan Sewenang-Wenang
Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ menjelaskan salah satu sifat manusia dalam firman-Nya,
كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى. أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas karena dia melihat bahwa dirinya serba cukup.” [Al-‘Alaq: 6-7]
Allah ‘Azza Wa Jalla juga berfirman,
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
“Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya, tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Dia menurunkan apa-apa yang Dia kehendaki dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” [Asy-Syûrâ: 27]
Dengan musibah dan cobaan, seorang hamba akan menahan diri dari segala sifat keangkuhan.

Ketujuh Belas: Merupakan Pendidikan bagi Hamba untuk Ridha kepada Ketentuan dan Takdir Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya, besarnya pahala bersama dengan besarnya cobaan. Sesungguhnya, apabila mencintai suatu kaum, Allah akan menguji (kaum) tersebut. Barangsiapa yang ridha, untuknya keridhaan (Allah), (tetapi) barangsiapa yang murka, baginya kemurkaan (Allah).” [9]

Kedelapan Belas: Menampakkan Konsekuensi dan Keagungan Nama-Nama yang Maha Baik dan Sempurna (Al-Asma` Al-Husna) Milik Allah Jalla Jalâluhû
Di antara Al-Asma` Al-Husna milik Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ adalah Ar-Rabb (Yang Maha bersendirian dalam kepemilikan, pengaturan, kekuasaan, penciptaan, dan perbuatan) dan Al-‘Azîz (Yang Maha Perkasa). Keagungan nama-nama ini akan terasa dengan menyaksikan musibah dan petaka yang Allah ‘Azza Wa Jalla turunkan, yang kehendak Allah tersebut tidak akan mampu ditolak oleh siapapun. Demikian pula kandungan dan konsekuensi Al-Asma` Al-Husna yang lain.

Kesembilan Belas: Keberadaan Musibah di Tengah Manusia Akan Membuat Seorang Hamba Tersadar bahwa Seluruh Manusia Sangat Bergantung kepada Penjagaan dan Perlindungan Allah Subhânahû Wa Ta’âlâ 
Apabila tidak ada rahmat dan perlindungan Allah ‘Azza Wa Jalla, niscaya dia akan binasa di tengah badai musibah dan petaka.

Kedua Puluh: Seorang Hamba yang Didera oleh Petaka Akan Banyak Merenungi Sebab yang Mendatangkan Petaka
Dengan demikian, dia akan terdidik untuk banyak memperbaiki diri, membenahi aib dan keburukannya, serta menahan diri dari membahas aib orang lain.

Kedua Puluh Satu: Musibah Menyingkap bahwa Kehidupan Dunia Hanyalah Sementara, bukan Kehidupan Kekal Abadi
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman,
وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, melainkan senda gurau dan permainan belaka. Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya kalau mereka mengetahui.” [Al-‘Ankabût: 64]
Wallâhu Ta’âlâ A’lam


[1] Tujuh belas poin pertama dirangkum dari Fawâ`id Al-Balwâ wa Al-Mihan karya Al-‘Izz bin Abdus Salam, selebihnya dibahasakan dari keterangan Ibnul Qayyim dalam Zâd Al-Ma’âd Fî Hadyi Khair Al-‘Ibâd 4/ 188-196 dan Tharîq Al-Hijratain wa Bâb As-Sa’âdatain 2/362-372.
[2] Diriwayatkan oleh Muslim dari Ibnu ‘Abbâs dan Abu Sa’îd Al-Khudry radhiyallâhu ‘anhum.
[3] Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry, Muslim, At-Tirmidzy, dan An-Nasâ`iy dari Abu Sa’îd Al-Khudry radhiyallâhu ‘anhû.
[4] Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim, dari Abu Hurairah dan Abu Sa’îd Al-Khudry radhiyallâhu ‘anhumâ, serta oleh At-Tirmidzy, dari Abu Sa’îd Al-Khudry radhiyallâhu ‘anhû.
[5] Diriwayatkan oleh Ma’mar bin Râsyid, Ahmad, Ibnu Mâjah, dan selain mereka. Dishahihkan oleh Al-Albâny rahimahullâh dalam Ash-Shahîhah no. 2047.
[6] Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim dari An-Nu’mân bin Basyir radhiyallâhu ‘anhumâ.
[7] Diriwayatkan oleh At-Tirmidzy dan selainnya. Dihasankan oleh Al-Albâny rahimahullâh dalam Ash-Shahîhah no. 602.
[8] Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhû.
[9] Diriwayatkan oleh At-Tirmidzy dan Ibnu Mâjah. Dihasankan oleh Al-Albâny rahimahullâh dalam Ash-Shahîhah no. 146.
Sumber : http://dzulqarnain.net/beberapa-hikmah-dan-manfaat-di-balik-musibah.htm