This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 23 Maret 2015

James Frankel, Pengagum Karl Marx yang Menjadi Muslim

Mualaf (ilustrasi)
Seorang Profesor Perbandingan agama yang memiliki garis keturunan Yahudi James Frankel memutuskan memilih Islam. Putusan itu diambilnya setelah perjalanan panjang menggeluti berbagai macam idiologi. Orang tua James memberikanya kebebasan dalam berkeyakinan, dia tidak dipaksa untuk memeluk agama tertentu. Meskipun demikian dia selalu berpikir dengan pertimbangan nilai-nilai moral. "Walaupun saya memiliki latar belakang keturunan Yahudi tapi lingkungan keluargnya sangat sekuler dan tidak banyak ada ritual keagamaan," kata dia seperti dilansir onislam, Kamis (19/3).

Di masa kecilnya, Frankel mendapatkan pendidikan di sekolah Ibrani, namun dia tidak nyaman dengan pedidikan tersebut. Banyak pertanya-pertanya yang tersimpan dalam benaknya tapi tidak terjawab di sekolahan tersebut. Sikap kritis Frankel tidak hanya sampai di situ, ketika remaja usia 13 tahun dia sudah membaca manifesto komunis Karl Marx setelah itu dia memutuskan untuk menjadi komunis. Menurutnya komunisme memiliki dasar pijakan filsafat yang kuat dan memiliki asas manfaat bagi masyarak banyak.

Sampai suatu saat dia berpindah ke sekolahan internasional, di situ dia bertemu dengan banyak orang dengan berbagai macam latar belakang. Salah satu sahabatnya yang memperkenalkanya kepada Islam adalah seorang Pakistan Mansour namanya. Mansour memberikanya Alquran, agar dia membacanya. Mansour mengatakan kepadanya,"saya tidak ingin kau pergi ke neraka."

Hingga pada suatu saat dia membaca Alquran tersebut dengan penuh konsentrasi. Sampai-sampai pada titik dia menyadari bahwa yang dia baca adalah frman Allah. Keluarganya pun mengetahui kalau Frankel sudah mempelajari Alquran.

"Saya benar-benar percaya. Ada kebenaran dalam Alquran," kata dia

 http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/15/03/19/nlgkq3-james-frankel-pengagum-karl-marx-yang-menjadi-muslim


Renungi Hikmah Sakit

Oleh: KH. Muhammad Arifin Ilham

       Subhanallah sahabatku shalehku, mari kembali kita renungi tentang hikmah sakit. Sakit Itu adalah ujian-Nya. Kemuliaan baginya karena sabar dan membuat malaikat yg selalu sehat takjub.
Sakit adalah jalan kenabian Ayub yang menyejarah. Kesabarannya yang lebih dari batas (disebut dalam sebuah hadits 18 tahun menderita penyakit aneh) diabadikan jadi teladan semesta.
Imam As-Syafi’i wasir sebab banyak duduk menelaah ilmu; Imam Malik lumpuh tangannya dizalimi penguasa; Nabi tercinta kita pun pernah sakit oleh racun paha kambing di Khaibar yang menyelusup melalui celah gigi yang patah di perang Uhud.

       Bukankah setelah akhirnya sakit, semuanya semakin mulia di mata Allah bahkan juga di mata sejarah manusia. Sakit itu zikrullah. Yang menderitanya akan lebih sering dan syahdu menyebut Asma Allah dibanding ketika dalam sehatnya.

       Sakit itu istighfar, dosa-dosa akan mudah teringat, jika datang sakit. Sehingga lisan terbimbing untuk mohon ampun. Sakit itu menguatkan tauhid. Bukankah saat sedang hebat rasa sakit, kita semakin sadar bahwa hanya Allah Maha Penolong.

Sakit itu muhasabah. Dia yang sakit akan punya lebih banyak waktu untuk merenungi diri Sakit itu jihad. Dia yg sakit tak boleh menyerah kalah; diwajibkan terus berikhtiar, berjuang demi kesembuhannya.

       Bahkan sakit itu ilmu. Bukankah ketika sakit, dia akan memeriksa, berkonsultasi dan pada akhirnya merawat diri untuk berikutnya ada ilmu untuk tidak mudah kena sakit.

       Sakit itu nasihat.Yang sakit mengingatkan si sehat untuk jaga diri. Yang sehat hibur si sakit agar mau bersabar. Allah cinta dan sayang keduanya.

       Sakit itu silaturrahim. Saat jenguk, bukankah keluarga yg jarang datang akhirnya datang membesuk, penuh senyum dan rindu mesra? Karena itu pula sakit adalah perekat ukhuwah. Sakit itu gugur dosa, anggota badan yg sakit dinyerikan dan dicuci-Nya. Sakit itu mustajab doa. Imam As-Suyuthi keliling kota mencari orang sakit lalu minta didoakan oleh yg sakit.

      Sakit itu salah satu keadaan yg menyulitkan syaitan; diajak maksiat tak mampu-tak mau; dosa lalu malah disesali kemudian diampuni. Sakit itu membuat sedikit tertawa dan banyak menangis, satu sikap keinsyafan yg disukai Nabi dan para makhluk langit.

      Sakit meningkatkan kualitas ibadah; rukuk-sujud lebh khusyuk, tasbih-istighfar lebih sering, tahiyyat-doa jadi lebih lama. Sakit itu memperbaiki akhlak; kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan tawadhu.

      Dan pada akhirnya sakit membawa kita untuk selalu ingat mati. Mengingat mati dan bersiap amal untuk menyambutnya, adalah pendongkrak derajat ketaqwaan. Karena itu mulailah belajar untuk tetap tersenyum dengan sakit.

 http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/15/03/24/nlot6l-renungi-hikmah-sakit