This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 28 November 2014

Kata Mutiara Islami tentang Kesabaran

 https://mutiarabijaksana.files.wordpress.com/2014/07/kata-mutiara-islami-tentang-kesabaran-2.png

  1. Bersabarlah atas segala yang menimpamu karena itu semua dari Allah SWT.
  2. Ya Allah.. berikanlah kesabaran bagiku, agar aku tidak tersesat dari jalan-Mu.
  3. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (QS. Az-Zumar : 10)
  4. Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan Allah pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
  5. Sabar adalah sikap tidak mengeluh sedikit pun. Ini adalah kesabaran tingkat tabiin (pengikut).
  6. Sabar itu selalu menerima segala ketetapan Allah. Kesabaran seperti ini adalah tingkat zahid.
  7. Sabar menghadapi cobaan dan musibah dengan senang hati karena yakin semua itu datangnya dari Allah. Kesabaran seperti ini adalah sikap para shiddiqin (orang-orang yang jujur).
  8. Bersabarlah, sesuatu yang baik selalu datang kepada siapa saja yang sabar menunggunya.
  9. Cukuplah Allah sebagai penolong manusia. Karena Dialah sebaik-baik penolong. Dan kesabaran adalah cermin dari ketakqwaan.
  10. Ketaqwaan dan kesabaran jika digabungkan akan menjadi modal yang sangat besar untuk meraih sukses.
  11. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah : 153)
  12. Permulaan sabar adalah pahit, tetapi manis pada akhirnya.
  13. Ya Allah, jadikanlah aku penyabar dan bersabar dengan setiap ujian-Mu.
  14. Sesungguhnya namanya sabar adalah ketika di awal musibah (HR. Bukhari)
  15. Allah menjanjikan pahala yang tidak terbatas bagi orang-orang yang sabar menghadapi ujian.
  16. Barang siapa yang mencela takdir dan tidak bersabar maka pada dasarnya ia telah mencela Allah.
  17. Hidup adalah sebuah perjuangan yang membutuhkan kesabaran unuk bisa meraih kemenangan.
  18. Berikanlah aku kekuatan, agar selalu dengan-Mu. Berilah aku keimanan, agar senantiasa di jalan-Mu. Berilah aku kesabaran, agar kuperoleh rahmat-Mu.
  19. Sungguh sangat unik perkara orang mukmin, sesungguhnya semua perkaranya adalah baik. Jika ia mendapat kebahagiaan, ia bersyukur dan jika ia mendapat ujian ia bersabar, maka hal itu merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim)
  20. Barangsiapa menjaga kehormatan diri maka Allah akan menjaganya. Dan barangsiapa merasa cukup maka Allah akan memberikan kecukupan. Dan barangsiapa bersabar, niscaya Allah akan menjadikannya sabar.
  21. Tidak ada seorang pun yang diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas selain kesabaran.
  22. Siapapun, dimanapun dan kapanpun kita semua butuh kesabaran untuk mempertemukan harapan jadi kenyataan.
  23. Sabar adalah menahan gejolak rindu, seperti saat Adam a.s. terpisah lama dengan Hawa.
  24. Bersabar itu terkadang terasa pahit. Tapi buahnya manis
  25. Bersabarlah dalam mencari pasangan hidup untuk mendapatkan yang terbaik 
 http://mutiarabijaksana.com/2014/07/25/kata-mutiara-islami-tentang-kesabaran/

Selasa, 25 November 2014

Jangan Salahkan Agama Sebagai Sumber Penyulut Konflik


Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin

          Konflik Agama kerap ditunjuk dan menjadi kambing hitam dalam setiap konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia. Padahal, setelah dilakukan pengkajian dan analisis kasus, PP Muhammadiyah dan segenap massa dalam World Peace Forum sepakat, anggapan tersebut keliru.

        "Justru agamalah yang kena dampak dari konflik yang mulanya terjadi karena urusan politik," tegas Ketua OC WPF Andar Nubowo kepada Republika pada Ahad (23/11).

         Sering kali, ketika konflik sudah meletus, agama dibawa-bawa untuk lebih memanaskan situasi. Terjadilah kemudian konflik lanjutan antaragama atau antarras.

        Maka kemudian yang terjadi adalah pengaburan penyebab utama konflik yang sejatinya bukan akibat persoalan agama. Di Afrika tengah, misalnya. Dikatakannya, konflik yang terjadi di sana bukan persoalan agama. Namun umat Muslim di sana yang malah menjadi korban kekerasan akibat konflik.

        Sementara, di dalam negeri ia mencontohkan konflik yang terjadi terhadap masyarakat di Ambon, Maluku. Yang trdengar, kata dia, penyebab konflik di kawasan tersebut akibat konflik antaragama. Padahal sebenarnya, ketika itu konflik disulut oleh persoalan jabatan di pemerintahan.

        Permasalahan lainnya penyulut konflik selain politik adalah diakibatkan kesenjangan ekonomi dan ketidakadilan dalam pelayanan publik. Karenanya, pemerintah yang seharusnya menempatkan diri sebagai bagian dari peace provokator mesti menggulirkan dan melaksanakan kebijakannya dengan adil dan merata kepada masyarakat.

       Muhammadiyah, lanjut dia, bukannya berhenti pada kampanye dan membuka ruang dialog publik Internasional dalam mengupayakan perdamaian. Lebih jauh, Andar mengutarakan peran ormas tersebut yang kerap terlibat aktif sebagai pelopor peace provokator.

       "Kita selama 120 tahun berdiri sampai hari ini konsisten membangun pendidikan masyarakat yang baik yang merupakan bagian dari upaya mensejahterakan masyarakat," tuturnya. Muhammadiyah serta segenap ormas Islam lainnya juga berperan dalam pembangunan ekonomi masyarakat dengan membangun berbagai sektor pembuka lapangan kerja, koperasi, penyantunan sosial seerta pelayanan kesehatan.

        Sebab jika kesejahteraan mazyarakat telah diperoleh, kesenjangan sosial akan menipis dan potensi konflik pun akan akan semakin kecil bahkan hilang. Sebab masyarakat pada dasarnya masyarakat secara alami dapat menerima hidup dalam perbedaan agama dan ras dengan damai, jika mereka diperhatikan kesejahteraannya. 

        Di samping itu, Muhammadiyah pun berperan aktif dalam mengupayakan perdamaian di belahan dunia yang tengah berkonflik. Caranya dengan menempatkan diri sebagai bagian dari mediator seperti untuk menyelesaikan konflik di Filipina dan Thailand

 http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/14/11/23/nfhsq4-jangan-salahkan-agama-sebagai-sumber-penyulut-konflik


Hiasan lampu di Masjid Turki menyambut Ramadhan
 

Turki Bangun Masjid di Setiap Kampus

            Turki akan membangun masjid di setiap kampus. Rencana ini dimaksudkan memudahkan mahasiswa menjalankan ibadah.

          "Lebih dari 80 masjid akan dibangun," ungkap Kepala Urusan Agama Turki (Diyanet), Mehmet Gormez, seperti dilansir Onislam, Senin (24/11).

           Saat ini, lebih dari 15 masjid sudah dibangun. Pada 2015, akan ditambah lagi jumlahnya menjadi 50 masjid. "Ada 20 juta anak muda di Turki. Kami ingin mereka menjangkau masjid lebih mudah," kata dia.

            Menurut Gormez, setiap masjid nantinya akan memiliki imam. Kehadiran para imam itu diharapkan dapat memberikan konsultasi dan bimbingan agama dan lainnya kepada mahasiswa. "Kami berharap, anak muda akan lebih dekat kepada Allah. Itu sebabnya kami dahulukan pembangunan masjid di kota," kata dia.

            Sebelumnya, Turki juga aktif membangun masjid di luar negeri. Terakhir, Turki membantu Kuba untuk membangun masjid pertama di Havana.

 http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/14/11/24/nfj9h6-turki-bangun-masjid-di-setiap-kampus

Minggu, 23 November 2014

SOAL KELAS 2 MADRASAH DINIYAH AL-HIDAYAH LEBAKSONO


Nama
:
.................................................................
Kelas
:
.................................................................
Hari/Tanggal
:
.................................................................
Mata Pelajaran
:
Aqidah Akhlak


11.   Jelaskan arti iman kepada Allah?
22.    Apa yang dimaksud dengan Allah maha dahulu?
33.    Berikan contoh bagaimana cara kamu beriman kepada Allah?
44.    Sebutkan nama-nama kitab yang harus kita imani, dan sebutkan Nabi atau Rosul yang menerima kitab tersebut1
55.    Sebutkan nama-nama lain dari kitab Al-Qur’an dan berserta artinya!
66.    Jelaskan perbedaan antara Nabi dan Rasul?
77.    Apakah perbedaan antara Kitab dan shuhuf?
88.     Sebutkan nama-nama Nabi yang Menerimah Shuhuf lengkap dengan jumlahnya!
99.    Jelaskan bagaimana kamu beriman kepada kitab Al-qur’an?  
10.   Tulislah Q.S Al-Maidah: 48 beserta artinya, dan tafsirkan ayat tersebut!
**SELAMAT MENGERJAKAN**




Nama
:
.................................................................
Kelas
:
.................................................................
Hari/Tanggal
:
.................................................................
Mata Pelajaran
:
FIQH


1.       Sebutkan perbedaan antara sholat jum’at dan sholat dhuhur?
2.       Sebutkan hal-hal yang perlu dilakukan sebelum sholat jumat?
3.       Jelaskan syarat sah dan wajib sholat jum’at?
4.       Apa saja yang dapat membatalkan sholat?
5.       Jelaskan perbedaan dari sholat muakkad dan ghoiru muakkad serta perbedaan dari qabliyah dan ba’diyah?
6.       Sebutkan jumlah-jumlah sholat sunnah rawatib yang ada?
7.       Berapakah bilangan dari sholat tarawih dan witir dan sebutkan keutamaan dari sholat tarawih dan witir?
8.        Berapakah jumlah bilangan dari sholat dhuha, dan kapan sholat dhuha dapat dimulai?
9.       Jelaskan bagaimana tata cara dari sholat dhuha?
10.   Jelaskan keutamaan-keutamaan dari sholat dhuha?

**SELAMAT MENGERJAKAN**



Nama
:
.................................................................
Kelas
:
.................................................................
Hari/Tanggal
:
.................................................................
Mata Pelajaran
:
Al-Qur'an-Hadits

1.  Apa yang dimaksud dengan ilmu tajwid?
2.      Huruf  idzhar halqi ada berapa? Sebutkan!
3.      Sebutkan perbedaan dari idghom bighunnah dan idghom bilighunnah, sebutkan pulu huruf-hurufnya.
4.      Apa hukum bacaan bila ada nun mati bertemu dengan huruf lam?
5.      Q.S Al-Aadiyaat adalah surat ke berapa, dan terdiri dari berapa ayat? Serta surat ini diturunkan sesudah surat apa?
6.      Jelaskan pokok-pokok isi dari Q.S Al-Ikhlas? (ayat: 3)
7.
 
Arti dari ayat di atas adalah?
8.      Tulislah hadits tentang menghormati orang tua?
9.      Bagaimanakah cara kamu untuk menghormati dan menyayangi orang tuamu? Sudakah kamu melakukannya?
10.  Tulislah Q.S Al-Alaq dan artinya yang mengandung pendidikan?
**SELAMAT MENGERJAKAN**






Nama
:
.................................................................
Kelas
:
.................................................................
Hari/Tanggal
:
.................................................................
Mata Pelajaran
:
Sejarah Kebudayaan Islam


1.       Berapa lama dakwa Rasulullah SAW di periode mekkah dan madinah?
2.       Siapa yang menentang dakwa Nabi di mekkah?
3.       .
  
Jelaskan arti dari surat tersebut? (Q.S: Al-Lahab: 1-3)
4.      Siapakan istri Rasulullah pertama?
5.      Sebutkan sifat-sifat nabi yang kamu ketahui?
6.      Siapa saja sahabat Nabi yang pertama mampercayai ke Rasulan Nabi Muhammad SAW?
7.      Siapa nama sahabat Nabi yang di siksa oleh Umayyah bin khalaf?
8.      Sahabat Nabi yang mendapat julukan singanya Allah adalah?
9.      Berapa jumlah wanita pemeluk agama islam pada tahap permulaan?
10.  Tulislah Q.S Al-Lahab dan artinya? Dan bagaimana sumpah Allah terhadap Abu Lahab?

**SELAMAT MENGERJAKAN**

Selasa, 11 November 2014



HADITS ARBA'IN KE 3 (RUKUN ISLAM)



 عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ.[رواه الترمذي ومسلم ] 

Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
       Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob radiallahuanhuma dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim) 

Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث : 
    Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyamakan Islam dengan bangunan yang kokoh dan tegak diatas tiang-tiang yang mantap.Pernyataan tentang keesaan Allah dan keberadaannya, membenarkan kenabian Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam,  merupakan hal yang paling mendasar dibanding rukun-rukun yang lainnya.Selalu menegakkan shalat dan menunaikannya secara sempurna dengan syarat rukunnya, adab-adabnya dan sunnah-sunnahnya agar dapat memberikan buahnya dalam diri seorang muslim yaitu meninggalkan perbuatan keji dan munkar karena shalat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar.Wajib mengeluarkan zakat dari harta orang kaya yang syarat-syarat wajibnya zakat sudah ada pada mereka lalu memberikannya kepada orang-orang fakir dan yang membutuhkan.Wajibnya menunaikan ibadah haji dan puasa (Ramadhan) bagi setiap muslim.Adanya keterkaitan rukun Islam satu sama lain. Siapa yang mengingkarinya maka dia bukan seorang muslim berdasarkan ijma’.Nash diatas menunjukkan bahwa rukun Islam ada lima, dan masih banyak lagi perkara lain yang penting dalam Islam yang tidak ditunjukkan dalam hadits. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“ Iman itu terdapat tujuh puluh lebih cabang “
      Islam adalah aqidah dan amal perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman demikian juga tidak bermanfaat iman tanpa amal

Apakah Bahasa Penduduk Surga? (1)



           Surga diimpikan menjadi destinasi terakhir setiap orang Islam. Manusia hidup di dunia hakikatnya hanya mencari bekal kehidupan kekal di akhirat. Terlebih jika tujuannya surga, maka orang beriman pastilah akan berlomba-lomba untuk mendapatkannya.

        "Dan bersegeralah (berlomba-lombalah) kamu untuk (meraih) pengampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran [3]: 133).

        Lalu, bagaimanakah perilaku para penduduk surga? Penduduk surga ternyata juga memiliki kesibukan dan pekerjaan. Jika penduduk dunia bekerja dan beraktivitas dengan penuh kepayahan, maka penduduk surga justru bekerja untuk menghabiskan kenikmatan.

        Allah SWT dalam surah Yaasiin ayat 55 hingga 58 menggambarkan sekilas tentang aktivitas para penghuni surga. "Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan dipan-dipan. Di surga itu ia mereka memperoleh buah-buahan dan apa yang mereka minta. (Kepada mereka dikatakan) Salam, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang."

        Jelaslah jika para penduduk surga memiliki aktivitas. Lalu, kembali muncul apakah mereka berbicara seperti halnya manusia di dunia berbicara? Lalu, dengan bahasa apa mereka berbicara?

       Di media sosial ramai diperbincangkan tentang apakah bahasa Arab nantinya akan menjadi bahasa penduduk surga. Dasar yang dipakai untuk mengemukakan bahasa penduduk surga adalah hadis dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Aku mencintai Arab karena tiga hal. Karena aku orang Arab, Alquran berbahasa Arab, dan bahasa Arab adalah bahasa surga." (HR Thabrani).

       Banyak ulama yang menghukumi hadis ini sebagai hadis dhaif, sebagian menyebut hadis palsu. Namun, Imam as-Suyuthi dalam Jami'us Shaghir memasukkkan hadis ini sebagai hadis dengan derajat sahih.

       Riwayat tentang bahasa Arab yang paling tinggi derajatnya hanya sampai mauquf ke Umar bin Khattab RA, tentang perkataannya, "Pelajarilah bahasa Arab karena ia adalah separuh dari agamamu." Dalam riwayat lain disebutkan "Ia bagian dari agamamu." Penjelasan ini didapatkan dalam Musnad firdaus ad-Dalimi.

       Ada pula hadis mauquf yang sampai ke Ali bin Abi Thalib RA yang berbunyi, "Bahasa Arab adalah bahasa Surga." Hadis ini didhaifkan oleh az-Zahabi.


       Surga diimpikan menjadi destinasi terakhir setiap orang Islam. Manusia hidup di dunia hakikatnya hanya mencari bekal kehidupan kekal di akhirat. Terlebih jika tujuannya surga, maka orang beriman pastilah akan berlomba-lomba untuk mendapatkannya.

      "Dan bersegeralah (berlomba-lombalah) kamu untuk (meraih) pengampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran [3]: 133).

      Lalu, bagaimanakah perilaku para penduduk surga? Penduduk surga ternyata juga memiliki kesibukan dan pekerjaan. Jika penduduk dunia bekerja dan beraktivitas dengan penuh kepayahan, maka penduduk surga justru bekerja untuk menghabiskan kenikmatan.

      Allah SWT dalam surah Yaasiin ayat 55 hingga 58 menggambarkan sekilas tentang aktivitas para penghuni surga. "Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan dipan-dipan. Di surga itu ia mereka memperoleh buah-buahan dan apa yang mereka minta. (Kepada mereka dikatakan) Salam, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang."

      Jelaslah jika para penduduk surga memiliki aktivitas. Lalu, kembali muncul apakah mereka berbicara seperti halnya manusia di dunia berbicara? Lalu, dengan bahasa apa mereka berbicara?

      Di media sosial ramai diperbincangkan tentang apakah bahasa Arab nantinya akan menjadi bahasa penduduk surga. Dasar yang dipakai untuk mengemukakan bahasa penduduk surga adalah hadis dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Aku mencintai Arab karena tiga hal. Karena aku orang Arab, Alquran berbahasa Arab, dan bahasa Arab adalah bahasa surga." (HR Thabrani).

     Banyak ulama yang menghukumi hadis ini sebagai hadis dhaif, sebagian menyebut hadis palsu. Namun, Imam as-Suyuthi dalam Jami'us Shaghir memasukkkan hadis ini sebagai hadis dengan derajat sahih.

      Riwayat tentang bahasa Arab yang paling tinggi derajatnya hanya sampai mauquf ke Umar bin Khattab RA, tentang perkataannya, "Pelajarilah bahasa Arab karena ia adalah separuh dari agamamu." Dalam riwayat lain disebutkan "Ia bagian dari agamamu." Penjelasan ini didapatkan dalam Musnad firdaus ad-Dalimi.

      Ada pula hadis mauquf yang sampai ke Ali bin Abi Thalib RA yang berbunyi, "Bahasa Arab adalah bahasa Surga." Hadis ini didhaifkan oleh az-Zahabi.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/fatwa/14/10/31/neb5u2-hukum-muslimah-berambut-pendek-dan-gundul

Senin, 10 November 2014


Islamisasi Ilmu Psikologi: Antara Memilah dan Memilih




            SEPERTI diketahui, ilmu pengetahuan kontemporer saat ini didominasi oleh Barat. Kata “Barat” yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah pemikiran, bukan bangsa. Ciri-ciri pemikiran Barat salah satunya adalah mengabaikan aspek metafisik (ghaib), seperti wahyu, Tuhan, atau malaikat. Dominasi pemikiran tersebut dapat terlihat dari banyaknya buku-buku dari Barat yang digunakan sebagai acuan dalam perkuliahan. Bagaimanapun juga pemikiran Barat memiliki sisi positif yang bermanfaat bagi ummat manusia. Contoh yang dapat ditemukan di bidang psikologi adalah metode pengukuran dalam psikometri, konsep empati, konsep pola asuh dalam mendidik anak, konsep kognisi seperti memori, berbagai teori motivasi, dan masih banyak lainnya. Semua itu bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk bagi Muslim.
Majunya psikologi kontemporer yang kebanyakan membahas tingkah laku memang memberi sumbangan bagi Muslim, namun ada satu hal yang tidak tercakup di dalamnya, yaitu konsep jiwa. Psikologi Barat cenderung hanya membahas tingkah laku baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat secara langsung (seperti aktivitas mental). Tidak  bermaksud menafikkan aspek tingkah laku karena itu penting dalam kehidupan manusia (Amber Haque), yang disayangkan adalah tidak adanya aspek jiwa dalam pembahasan Psikologi Kontemporer, sementara dalam Islam jiwa mempengaruhi tingkah laku manusia.
Kita semua sebagai Muslim patut bersyukur karena Islam memiliki konsep jiwa pada manusia, jiwa yang tentu dapat mempengaruhi tingkah laku.
         Imam Al-Ghazali dalam buku “Keajaiban Hati” menyatakan bahwa jiwa manusia memiliki empat komponen, yaitu ruh, qalb, nafs, dan ‘aql. Semua itu disebutkan dalam Al-Qur’an dan masing-masing memiliki fungsi tersendiri namun saling berhubungan. Salah satu contoh adalah qalb yang dapat berfungsi sebagai “raja” bagi “kerajaan” jiwa manusia, mampu menangkap pengetahuan tentang Allah, hal-hal spiritual, termasuk baik-buruknya sesuatu. ‘Aql dapat berfungsi sebagai “penasihat” dan menundukkan hawa nafsu. Keduanya berperan dalam konsep ‘iradah (kehendak), yang prosesnya sebagai berikut: seseorang dengan akalnya dapat menangkap dan melihat akibat dari suatu masalah lalu mengetahui jalan terbaiknya. Muncul kemauan, lalu bertindak ke arah kebaikan
          Konsep ‘iradah tersebut jika diperhatikan mirip dengan konsep motivasi yang juga masih dibahas dalam psikologi kontemporer. Terdapat kebaikan sebagai tujuan, tindakan sebagai aktivitas, kemauan sebagai dorongan dan semua itu merupakan proses. Seperti yang disampaikan oleh Schunk et al. (2010), yang menyatakan bahwa motivasi adalah proses di mana aktivitas yang mengarah pada tujuan, memiliki dorongan dan bertahan lama. Dari contoh hubungan konsep-konsep tersebut, dapat diketahui bahwa Psikologi dalam Islam sudah ada dari dulu dan psikologi kontemporer dapat disandingkan dengan Islam. Tentu juga bermanfaat bagi Muslim, ketika ilmuwan Muslim dapat memilah, memilih, dan menggunakan ilmu kontemporer secara bijak.
         Benar-benar indah jika ilmuwan Muslim dapat memilah dan memilih dengan bijak, namun apa yang terjadi sekarang? Ilmuwan Muslim menjiplak pemikiran dan produk psikologi Barat, dengan menggunakan paradigma Barat dalam memandang berbagai fenomena. Tidak heran jika banyak yang berpendapat bahwa agama, keyakinan, atau hal-hal ghaib yang berlaku dalam Islam tidak berlaku dalam aktivitas keilmuan psikologi. Tidak heran juga ketika banyak ilmuwan psikologi yang tidak menggunakan Islam sebagai worldview dalam meneliti, konseling, ketika belajar, dan menyikapi berbagai teori. Tidak melibatkan Allah dalam motivasi, berorientasi pada kemauan klien ketika konseling, menerima begitu saja kesimpulan penelitian yang bertentangan dengan Islam. Ada sebagian dari ilmuwan Muslim yang tersesat, menjadi agnostik atau ateis. Itu yang menjadi masalah bagi kita sebagai Muslim. Hal itu menunjukkan sebagian ilmu pengetahuan yang beredar sekarang ini menjauhkan manusia dari Allah, padahal dalam pandangan Islam ilmu justru membuat manusia mendekatkan diri pada Allah. 
           Fenomena itu cukup memprihatinkan dan perlu menjadi perhatian bagi Muslim, sehingga perlu ada upaya Islamisasi ilmu. Gagasan Islamisasi ilmu kontemporer salah satunya dicetuskan oleh Prof. Al-Attas. Menurut Prof S.M.N. Al-Attas, Islamisasi merupakan usaha menjadikan pemikiran Muslim terbebas dari hal-hal yang bertentangan dengan Islam, sehingga banyak di antara Muslim yang memiliki Islamic worldview. Segala hal pun dipandang dari sudut pandang Islam oleh Muslim, bukan sudut pandang yang justru bertentangan dengan Islam. Pemikiran Muslim yang sudah memiliki Islamic worldview akan menghasilkan ilmu yang dapat mendekatkan diri pada Allah, bukan yang bertentangan dengan Islam.
         Perlunya Islamisasi ilmu juga berlaku di bidang psikologi karena tidak semua Psikologi Kontemporer dapat diterima dan diaplikasikan pada Muslim. Prof. Malik Badri (sebagai pelopor Islamisasi ilmu) dalam artikelnya  menekankan perlunya adaptasi terhadap Psikologi Barat, karena tanpa adaptasi Psikologi Barat dapat merugikan atau tidak berguna bagi Muslim. Perlu diingat juga bahwa Psikologi Barat tidak membahas unsur jiwa, yang dalam Islam justru sangat diperhatikan. Kekurangan pada Psikologi Barat tetap disikapi dengan bijak. Adaptasi dilakukan hanya pada psikologi yang bertentangan Islam, sedangkan hasil pemikiran yang tidak bertentangan, sekalipun itu dari Barat dapat dimanfaatkan oleh Muslim. Prof. Malik Badri menggunakan terapi dengan cara Islami dan berhasil membantu banyak kliennya sembuh. Beliau dalam buku “Dilema Psikolog Muslim”, menceritakan pengalaman membantu menyembuhkan klien dengan menggunakan Cognitive Behavioral Therapy yang dipadukan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa ilmuwan Muslim dapat menggunakan tes inteligensi, teknik pembuatan alat ukur psikologis, metode penelitian eksperimental, konseling dengan empati, dan hal-hal lain yang tidak bertentangan dengan Islam.  Semua itu dapat digunakan tentu dengan sikap yang bijak.
          Ilmuwan psikologi yang memiliki pemikiran Islami meyakini Allah sebagai Rabb, Islam sebagai ad-Din, dan manusia juga sebagai makhluk spiritual yang memiliki jiwa. Dia dalam tiap aktivitas keilmuan psikologi akan ingat bahwa yang diperhatikan bukan sebatas tingkah laku yang terlihat atau terukur. Ada unsur lain di luar itu turut mempengaruhi tingkah laku, yaitu jiwa. Pemikiran seperti itu akan berdampak baik bagi Islamisasi Psikologi. Psikolog Muslim akan menjaga kondisi jiwanya agar selalu bersih dari penyakit hati, sehingga dapat membantu para klien sembuh dari gangguan dengan terapi yang melibatkan aspek jiwa dan mangadopsi metode dari Barat yang tidak bertentangan dengan Islam. Peneliti Muslim akan kritis dalam menyikapi kesimpulan penelitian yang dibaca. Ketika bertentangan dengan Islam, akan dilakukan adaptasi, salah satunya dengan cara menggunakan Islamic worldview dalam menginterpretasikan hasil penelitian. Akan ada usaha memilah mana yang baik dan buruk untuk Muslim, kemudian memilih yang baik, demi keselamatan ummat Islam.
         Keselamatan ummat Islam dari hal-hal yang merugikan menjadi fokus dalam Islamisasi ilmu. Tidak bermasuk ekslusif, karena Islam merupakan rahmatalil ‘alamin, namun tidak memaksakan orang-orang selain penganut Islam untuk mengikuti ajarannya. Itu juga berlaku pada psikologi yang perlu diadaptasi, agar pada akhirnya ilmu psikologi yang beredar pantas untuk Muslim.
       Adaptasi sebagian ilmu psikologi, sebagai salah satu cara Islamisasi ilmu, dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Cara dapat berbeda, asal esensinya sama. Penggunaan label “Psikologi Islam” atau “Psikologi Islami” semestinya tidak perlu dijadikan masalah, apalagi diperdebatkan. Islam saja memiliki madzab-madzab yang penganutnya tersebar di seluruh dunia, namun semuanya tetap Islam. Sekarang bukan saatnya mempermasalahkan perbedaan cara, namun mempermasalahkan ilmu psikologi yang harus diadaptasi. Masih ada tugas yang lebih penting dan harus dikerjakan oleh ilmuwan Muslim di bidang psikologi: mencerdaskan pelajar Muslim yang belum paham mengenai permasalahan ilmu, agar banyak yg dapat memilah dan memilih, sehingga tercipta produk-produk  psikologi yang dapat dimanfaatkan oleh ummat Islam.
          Itu memang tugas yang berat untuk Islamisasi Psikologi. Dibutuhkan  waktu yang panjang dan usaha yang keras. Islamisasi ilmu Psikologi tidak akan lengkap tanpa kesucian hati dan keyakinan terhadap Islam itu sendiri. Semoga kita termasuk orang-orang yang terlibat dalam Islamisasi ilmu Psikologi baik secara langsung maupun tidak langsung, sampai akhirnya Psikologi yang kita terima merupakan ilmu yang dapat mendekatkan diri pada Allah. Dengan begitu, ummat Islam dapat memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Wallahu’alam.*

Penulis Penggiat Komunitas Penggenggam Hujan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Daftar Pustaka
Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. (1991). Islam dan Sekularisme. Bandung: Institut Pemikiran Islam dan Pembangunan Insan.
Badri, Malik. Dilema Psikolog Muslim.
Badri, Malik. The Islamization of Psychology Its “why”, its “what”, its “how” and its “who”. Artikel dapat diunduh di http://i-epistemology.net/psychology/60-the-islamization-of-psychology-i….
Imam Al-Ghozali. Keajaiban Hati. Penerbit Khatulistiwa.
Schunk, D. H., Pintrich, P. R., Meece, J. L. (2010). Motivation in Education: Theory, Research, and Applications. New Jersey: Pearson Prentice Hal